PENGERTIAN INTEGRASI INTERKONEKSI


Sentral Keilmuan Integrasi-Interkoneksi


Pengertian Integrasi-Interkoneksi

Integrasi-interkoneksi merupakan upaya mempertemukan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora).
(Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2004).

Implementasi Integrasi Interkoneksi

Ilmu-ilmu agama (islam) dipertemukan dengan ilmu-ilmu sains-teknologi, atau ilmu-ilmu agama (islam) dipertemukan dengan ilmu-ilmu sosial-humaniora, atau ilmu-ilmu sains-teknologi dipertemukan denagan ilmu-ilmu sosial humaniora.
Tetapi, yang terbaik adalah mempertemukan ketiga-tiganya (ilmu-ilmu agama (islam), ilmu-ilmu sains-teknologi, dan ilmu-ilmu sosial-humaniora). Interaksi antara ketiga disiplin ilmu tersebut akan memperkuat satu sama lain, sehingga bangunan keilmuan masing-masing akan semakin kokoh.
Upaya mempertemukan ketiga disiplin ilmu tersebut diperkuat dengan disiplin ilmu filsafat.
Filsafat (ontologi, epistemologi, dan aksiologi) digunakan untuk mempertemukan ketiga disiplin ilmu tersebut.

Implementasi Paradigma Integrasi Interkoneksi Dalam Kajian Keislaman Menurut Prof. Dr. M. Amin Abdullah

Pemikiran tentang integrasi atau Islamisasi ilmu pengetahuan dewasa ini yang dilakukan oleh kalangan intelektual Muslim, tidak lepas dari kesadaran beragama. Secara totalitas ditengah ramainya dunia global yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan sebuah konsep bahwa ummat Islam akan maju dapat menyusul menyamai orang- orang barat apabila mampu menstransformasikan dan menyerap secara aktual terhadap ilmu pengetahuan dalam rangka memahami wahyu, atau mampu memahami wahyu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Disamping itu terdapat asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari negara-negara barat dianggap sebagai pengetahuan yang sekuler oleh karenanya ilmu tersebut harus ditolak, atau minimal ilmu pengetahuan tersebut harus dimaknai dan diterjemahkan dengan pemahaman secara islami.
Ilmu pengetahuan yang sesungguhnya merupakan hasil dari pembacaan manusia terhadap ayat-ayat Tuhan, kehilangan dimensi spiritualitasnya, maka berkembanglah ilmu atau sains yang tidak punya kaitan sama sekali dengan agama. Tidaklah mengherankan jika kemudian ilmu dan teknologi yang seharusnya memberi manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi kehidupan manusia ternyata berubah menjadi alat yang digunakan untuk kepentingan sesaat yang justru menjadi “penyebab” terjadinya malapetaka yang merugikan manusia.

Dipandang dari sisi aksiologis ilmu dan teknologi harus memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia. Artinya ilmu dan teknologi menjadi instrumen penting dalam setiap proses pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kemaslahatan hidup manusia seluruhnya. Dengan demikian, ilmu dan teknologi haruslah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia dan bukan sebaliknya.
 
Untuk mencapai sasaran tersebut maka perlu dilakukan suatu upaya mengintegrasikan ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu keislaman, sehingga ilmu-ilmu umum tersebut tidak bebas nilai atau sekuler. Pendekatan interdisciplinary dan interkoneksitas dalam integrasi interkoneksi antara disiplin ilmu agama dan umum perlu dibangun dan dikembangkan terus-menerus tanpa kenal henti. Bukan masanya sekarang disiplin ilmu–ilmu agama (Islam) menyendiri dan steril dari kontak dan intervensi ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu kealaman dan begitu pula sebaliknya.

Tujuan Integrasi-Interkoneksi

Tujuan dari integrasi interkoneksi ini adalah untuk bisa memahami kehidupan manusia yang kompleks secara terpadu dan menyeluruh.
(Q.S. Al-Mujadilah: 11) :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِي

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Harapan Integrasi-Interkoneksi

Menjadikan  manusia yang mulia (berderajat tinggi) sebagaimana di tuangkan dalam surat (Q.S. Al-Mujadilah: 11) diatas. Sehingga bisa terwujudnya manusia yang mulia, manusia yang beriman, berilmu, beramal Sholeh.

Fungsi Ilmu terhadap iman dan amal sholeh
  • Memperkuat iman,
  • Mengoptimalkan amal sholeh,
  • Allah mengangkat derajat ahli ilmu didunia dan akhirat,
  • Ilmu sebagai pustaka para nabi,
  • Ilmu tidak akan berkarat dan tidak akan hancur karena usia
  • Ilmu bisa menerangi hati,
  • Ilmu sebagai pintu kebaikan dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah : 
-->
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
-->
Barang siapa yang Allah inginkan padanya kebaikan maka Allah fahamkan agamanya. 


Sumber :
  • Nurrochman M.KOM
  • M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Paradigma Integratif-Interkonektif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 92-93

3 komentar:

  1. Ini bearti kita harus mendesain ontologi, epistemologi ilmu pengetahuan yang relevan dengan Islam, sehingga karakteristik ilmu pengetahuan bukan bebas nilai, bukan sekuler dan tidak dikotomi, melainkan humanis teosentris

    BalasHapus
  2. Maff. Mau tanya. Bagaimana implementasi konsep integrasi-interkoneksi ilmu pengetahuan di lembaga pe didikan sd, smp, sma?

    BalasHapus
  3. terimakasih untuk informasinya.
    http://bit.ly/2C5pZiI

    BalasHapus

 
  • I.S.I.C. SUKA-KU © 2012 | Designed by Fandy Zelbestzer Aegelweard, in collaboration with Web Hosting , Blogger Templates and WP Themes