1. Landasan Normatif - Teologis
Cara memahami sesuatu dengan menggunakan ajaran yang diyakini berasal
dari Tuhan. Kebenaran Normatif-Teologis bersifat mutlak.
Dalam Al-Quran dan As-Sunnah tidak membedakan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora).
Dalam Al-Quran dan As-Sunnah tidak membedakan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora).
Mutlak disini
dibagi menjadi 2 hal, yaitu berdasarkan teks serta tujuan teks dan
berdasarkan tujuan teks saja. Maksud berdasarkan teks dan tujuan teks
ialah, suatu organisasi atau kelompok menggunakan landasan pokok
berdasarkan teks dan tujuan teks untuk memutuskan suatu fatwa, sedangkan
yang berdasarkan tujuan teks saja adalah memutuskan suatu fatwa
tertentu dilihat dari tujuan yang menguntungkan masyarakat. Contoh
organisasi keislaman yang menggunakan landasan berdasarkan teks dan
tujuan teks adalah Muhammadiyah, PERSIS, Tarbiyah, MTA. Sedangkan contoh organisasi keislaman yang menggunakan landasan berdasarkan tujuan teks saja adalah NU.
Dalil Landasan Normatif-Teologis : QS Al-Qashash : 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ
نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
Artinya : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".
Dalam Al-Quran terdapat metode pengembangan ilmu-ilmu umum terdapat dalam Q.S Al-Baqarah : 31
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى
الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ
Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!"
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ
يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ ۚ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ
مِثْلَ هَٰذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي ۖ فَأَصْبَحَ مِنَ
النَّادِمِي
Artinya : Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Perintah untuk meneliti terdapat dalam Q.S. Yunus :101
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya : Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
dan Q.S. Al-Ghaasyiyah: 17-20
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ
Artinya : Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
Artinya : Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ
Artinya : Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
2. Landasan Fisiologis
Merumuskan keterpaduan dan keterkaitan antar disiplin ilmu sebagai
jembatan untuk memahami kompleksitas hidup manusia, demi meningkatkan
kualitas hidup, baik dalam aspek material, moral maupun spiritual.
3. Landasan Kultural
Kesenjangan antara budaya local Indonesia dan budaya global agama dan ilmu pengetahuan. Dalam landasan kultural (budaya) dalam hal ini pendidikan tidak boleh
mengabaikan budaya (potensi) lokal. Jika budaya (potensi) lokal tidak
dijadikan basis pengembangan keilmuan maka akan berdampak pada
terjadinya proses elitisme ilmu sehingga ilmu kurang berfungsi dalam
kehidupan.
4. Landasan Sosiologis
Berbagai macam ragam suku bangsa, budaya dan agama sering kali melahirkan berbagai konflik yang mengancam integrasi bangsa. Dengan adanya landasan sosiologis Integrasi-Interkoneksi dimaksudkan
akan merubah penilaian sebagian masyarakat yang awalnya beranggapan bahwa
sebagian lulusan IAIN Sunan Kalijaga kurang mampu menyelesaikan masalah
masyarakat kini diharapkan penilaian tersebut berubah menjadi lulusan
UIN Sunan Kalijaga mampu menyelesaikan masalah masyarakat.
5. Landasan Psikologis
Dengan landasan Psikologis dimaksudkan akan merubah paradigma pembacaan
secara parsial yang berdampak pada perpecahan kepribadian menjadi
pembacaan secara terpadu dan menyeluruh yang akan berdampak pada
memperkuat kepribadian.
Manusia dengan berbagai sifat dan karakter yang berbeda satu sama
lain yang harus saling mengaitkan iman dengan keyakinan, ilmu berkaitan
dengan kognisi dan pengetahuan, dan amal berkaitan dengaa praksis dan
realitasa keseharian.
6. Landasan Historis
Berbagai masalah saat ini adalah ilmu-ilmu umum berkembang pesat tetapi
ilmu-ilmu agama dan etika kemanusiaan dikesampingkan, sehingga tidak
menghasilkan manusia bermoral walaupun intellegensinya tinggi.
Landasan inilah yang tidak ada pada Landasan Integrasi-Interkoneksi UIN
Sunan Kalijaga yang mencetuskan landasan ini adalah UIN Jakarta.
Landasan Historis Integrasi-Interkoneksi yang dimaksud adalah dengan
tidak melupakan history antara Islam dengan Pengetahuan maka hubungan
antara ilmu agama dan ilmu umum akan jauh lebih kompak yang akan
berdampak pada kesejahteraan umat dan alam akan menjadi lestari.
Sumber :
- Nurrochman M.KOM,
- http://scienceislamblog.wordpress.com
- Rakhmadi, Frida Agung. (2012). Hubungan Islam dan Sains. Presentasi pada jurusan Teknik Informatikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : tidak diterbitkan. Rujukan : Buku Pokja UIN Sunan Kalijaga.
- http://ninanonaku.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar